Minggu, 30 November 2008

Resist terhadap perubahan

Selama 4 tahun pengalaman saya bekerja, ada satu hal yang selalu menjadi pertanyaan didalam fikiran saya. KENAPA ORANG CENDERUNG RESIST TERHADAP PERUBAHAN? Apakah sifat dasar manusia untuk resist terhadap perubahan? Sampai sekarang saya masih belum dapat jawaban yang pasti.
Sekarang mari kita lihat, KENAPA PERUBAHAN ITU SELALU DIBUTUHKAN? Coba perhatikan. Andai kita ibaratkan waktu adalah arus air, maka arus itu selalu bergerak terus menerus, terus mengikis apa yang dilewati. Sekarang bayangkan jika kita hanya diam ketika dilewati oleh waktu. Apa jadinya? Saya rasa kita akan ikut terkikis, sedikit demi sedikit. Tak ada satu orang pun yang bisa menghentikan waktu. Maka, jangan lawan waktu yang berputar, tapi jangan sampai hanyut, berbuatlah sesuatu. Hanyut akan membuat kita terlena. Tanpa sadar kita akan dibawa arus menuju muara, dan berujung ke laut yang luas.
Lantas harus bagaimana? Segera sadar. Berbuat sesuatu. Ketika kita merasa waktu telah mengikis kita, berbuatlah sesuatu. Ciptakan perubahan disekitar kita hingga waktu tidak mengikis kita, tapi sebaliknya, menguatkan kita.
Namun kebanyakan dari kita, biasanya terlena oleh buaian sang waktu. Apa yang membuat kita bisa sangat terlena? Menurut saya, kebanyakan dari kita masih cenderung menganggap kondisi kita sekarang adalah kondisi terbaik. Jadi muncul rasa malas untuk melakukan perubahan. Bukankah sering kita dengar sebagian teman-teman kita, atau bahkan kita sendiri berkata seperti ini : "Ah, sudahlah, seperti ini saja sudah bagus, untuk apa dirubah?"
Selain pribadi kita, lingkungan kita juga tidak banyak menuntut perubahan. Tidak ada kondisi kompetisi disekitar kita membuat kita terbuai. Akibatnya, kita tidak pernah memikirkan perubahan.
Jadi, mulai sekarang, mari kita ciptakan suasana KOMPETISI dilingkungan sekitar kita. Tentu saja perubahan yang positif. So, let's make a change.


Tidak ada komentar: